Bagaimana Niat Shalat Dhuha?
Pertanyaan:
Asalamu’alaikum
Pak Ustad, adakah niat shalat dhuha? Saya kesulitan mencari dalil-dalilnya shalat dhuha.
Mohon bisa dibantu.
Dari: Adi
Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah,
Untuk kesekian kalinya, konsultasisyariah.com mendapat pertanyaan tentang tata cara niat dalam beribadah. Kami sangat yakin, pertanyaan ini didasari presepsi yang mengakar di masyarakat, ada lafadz niat khusus untuk setiap ibadah. Untuk menjawab persepsi ini, kita butuh memahami dari mana asal melafalkan niat. Penjelasan berikut, sudah beberapa kali kami sampaikan, namun tidak ada salahnya jika Anda membaca ulang:
Keterangan yang kami pahami, munculnya anjuran melafalkan niat ketika beribadah, berawal dari kesalahpahaman terhadap pernyataan Imam asy-Syafi’i terkait tata cara shalat. Imam asy-Syafi’i pernah menjelaskan:
الصَّلَاةِ لَا تَصِحُّ إلَّا بِالنُّطْقِ
“Shalat itu tidak sah kecuali dengan an-nuthq.” (al-Majmu’ Syarh Muhadzab, 3:277)
An-nuthq artinya berbicara atau mengucapkan. Sebagian Syafi’iyah memaknai an-nuthq di sini dengan melafalkan niat. Padahal ini adalah salah paham terhadap maksud beliau rahimahullah. Dijelaskan oleh an-Nawawi bahwa yang dimaksud dengan an-nuthq di sini bukanlah mengeraskan bacaan niat. Namun maksudnya adalah mengucapkan takbiratul ihram. An-Nawawi mengatakan,
قَالَ أَصْحَابُنَا غَلِطَ هَذَا الْقَائِلُ وَلَيْسَ مُرَادُ الشَّافِعِيِّ بِالنُّطْقِ فِي الصَّلَاةِ هَذَا بَلْ مُرَادُهُ التَّكْبِيرُ
“Ulama kami (syafi’iyah) mengatakan, ‘Orang yang memaknai demikian adalah keliru. Yang dimaksud asy-Syafi’i dengan an-nuthq ketika shalat bukanlah melafalkan niat namun maksud beliau adalah takbiratul ihram’.” (al-Majmu’, 3:277).
Kesalahpahaman ini juga dibantah oleh Abul Hasan al-Mawardi asy-Syafi’i, beliau mengatakan,
فَتَأَوَّلَ ذَلِكَ – الزُّبَيْرِيُّ – عَلَى وُجُوبِ النُّطْقِ فِي النِّيَّةِ ، وَهَذَا فَاسِدٌ ، وَإِنَّمَا أَرَادَ وُجُوبَ النُّطْق بِالتَّكْبِيرِ
“Az-Zubairi telah salah dalam menakwil ucapan Imam Syafi’i dengan wajibnya mengucapkan niat ketika shalat. Ini adalah takwil yang salah, yang dimaksudkan wajibnya mengucapkan adalah ketika ketika takbiratul ihram.” (al-Hawi al-Kabir, 2:204).
Karena kesalahpahaman ini, banyak tokoh agama yang mengaku bermadzhab syafii, mengajarkan lafal niat ketika shalat. Selanjuntnya masyarakat memahami bahwa itu juga berlaku untuk semua amal ibadah. Sehingga muncullah lafal niat wudhu, niat tayamum, niat mandi besar, niat puasa, niat zakat, niat sedekah, dst.
Sayangnya, pak kiyai tidak mengajarkan lafal niat untuk semua bentuk ibadah. Bisa jadi inilah yang menjadi sebab, mengapa banyak masyarakat yang kebingungan, bagaimana cara niat ibadah yang belum dia ketahui lafalnya. Termasuk diantaranya adalah lafal niat shalat dhuha.
Niat = Keinginan
Inilah yang sering kali kita tekankan. Ketika Anda sudah memiliki keinginan, Anda sudah dianggap berniat. Baik dalam urusan ibadah maupun muamalah. Ketika muncul keinginan dalam diri Anda untuk melakukan shalat dhuha, di saat itulah Anda sudah berniat untuk shalat dhuha. Meskipun Anda tidak mengucapkan lafal niat apapun.
Hal penting yang perlu untuk kita pahami, kita tidak mungkin bisa menghadirkan keinginan untuk beribadah itu, kecuali setelah kita mengenal ibadah tersebut.
Misalnya, ada orang yang sama sekali belum pernah mengetahui tentang shalat qabliyah asar. Ketika masuk waktu asar, orang ini masuk masjid dan shalat sebelum iqamah. Karena dia tidak tahu bahwa ada shalat qabliyah asar, shalat sunah yang dikerjakan orang ini tidak diniati untuk qabliyah asar. Sehingga yang dihadirkan dalam dirinya hanya niat shalat tahiyatul masjid atau shalat sunah lainnya.
Ketika Anda sadar, bahwa jam 6.15 sampai menjelang dzuhur ada shlat sunah dhuha, kemudian Anda melakukan shalat sunah di waktu itu, dengan maksud menjalankan shalat dhuha maka Anda dianggap sunah berniat shalat dhuha dan shalat dhuha Anda sah.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)
🔍 Usia 60 Tahun Dalam Pandangan Islam, Buah Khuldi Menurut Islam, Menelan Air Ludah Saat Puasa, Bahasa Arab Idul Fitri, Kitab Injil Asli, Rangkuman Isi Kultum